Ditjen Pendidikan Islam Ajak Jajarannya Hadirkan Dimensi Batin Beragama
By Admin
nusakini.com--Puasa merupakan sarana muhasabah dan refleksi untuk meningkatkan spiritualitas agar dimensi eksoterik (batin) hadir ke dalam diri umat Islam. Harapannya, umat Islam dapat menemukan jati diri yang otentik yaitu pribadi-pribadi yang bertaqwa sebagai the ultimate of fasting.
Demikian ditegaskan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamarudin Amin saat memberikan tausiah dalam kegiatan Pembinaan Mental Pegawai Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam di Bogor,kemarin.
Mengutip Syaed Husain Nasr, seorang Sufi Persia, Kamarudin Amin membagi agama dalam dua dimensi, yaitu: dimensi eksoterik dan esoterik. Dimensi eksoterik adalah dimensi lahir yang cenderung karikatif, partikular, dan ekslusif. Sementara dimensi esoteris adalah dimensi batin yang cenderung substantive, inklusif, dan menyeluruh.
“Puasa jika dilihat dari dimensi eksoterik adalah hanya menahan lapar, minum dan berhubungan badan dan mendidik berempati pada orang yang lapar,” lanjut Guru Besar UIN Alaudin Makasar.
Sementara jika dilihat dari dimensi esoterik agama, ibadah puasa merupakan medium untuk menempa diri. "Jalaudin Rumi mengatakan ada kedekatan atau kelezatan ketika perut kita lapar," tutur Kamarudin Amin.
“Puasa Ramadan harus mampu dijadikan transformasi fundamental dan momentum kontemplatif bagi umat beragama dalam menghadirkan makna batin agama," lanjutnya.
Guru Besar UIN Makasar ini mengatakan Ramadan dengan laku spiritual seperti dzikir, i’tikaf dan amalan lain merupakan kontemplasi sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang suci. Sidarta Gautama melakukan kontemplasi. Nabi Muhammad Saw sebelum menerima wahyu untuk pertama kalinya juga berkontemplasi.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Arskal Salim GP mengatakan Ramadan adalah bulan yang menyenangkan dan indah untuk berbagai ibadah, shalat tarawih, tadarus Alquran, bersedekah, dan mendengarkan nasihat-nasihat para alim.
Arskal mengharapkan jajarannya agar selama Ramadan bisa meningkatkan diri dan memaknainya sebagai sarana pencerahan dan tergalinya spiritualitas. “Kita dengarkan uraian hikmah dari KH. Manarul Hidayat dengan baik sehingga di malam nuzulul Quran ini tambah ketaqwaan dan keberkahannya,” kata Arskal.
Kegiatan Pembinaan Mental Pegawai Direktorat PTKI menghadirkan penceramah kondang KH. Dr. Manarul Hidayat untuk menggembleng jajaran pegawai Direktorat PTKI. Kegiatan dihadiri Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Isom Yusqi, Pejabat Eselon III, IV dan para Jabatan Fungsional Umum.
Manarul Hidayat mengatakan Ramadan adalah bulan pendidikan, bulan up grading, bulan tune up dan bulan renovasi untuk mengembalikan jati diri manusia yang suci, baik, dan senantiasa memberikan kemanfaatan. (p/ab)